AKAD WAKALAH DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH



AKAD WAKALAH DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH
Oleh;
Nur Moklis
Wakalah adalah aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu,[1] seperti L/C, inkaso dan transfer uang.  Buku II Bab I Pasal 20 angka 12 KHES menyatakan wakalah  adalah pemberian kuasa pada pihak lainuntuk mengerjakan sesuatu.
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mendefinisikan  akad wakalah adalah akad yang digunakan untuk pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan (dalam hal ini pihak kedua) hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang diberikan oleh pihak pertama, namun apabila kuasa itu telah dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka semua resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah tersebut sepenuhnya menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa. [2] Jadi wakalah tidak terkait pada barang tetapi pada kewenangan atau wewenang seseorang kepada orang lain.
Dalam kasus bank syariah pada akad murabahah, maka bank syariah menggunakan akad wakalah agar nasabah dapat membeli barang sebagai mewakili bank untuk membeli barang secara tunai. Jika nasabah berakad murabahah dengan bank syariah untuk membeli sesuatu, seharusnya yang membeli secara tunai adalah pihak, namun agar pembelian barang benar-benar sesuai dengan keinginan nasabah, maka bank memberikan hak kepada nasabah untuk menjadi wakil bank membeli barang secara tunai. Setelah barang di beli secara tunai, selanjutnya nasabah menyerahkan barang tersebut kepada pihak bank, lalu dilanjutkan dengan menyelesaikan akad murabahah.[3]


[1]Disarikan dari Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, No: 10/DSN-MUI/IV/2000, Tentang Wakalah. 08 Muharram 1421 H / 13 April 2000 M
[3] Loc.,Cit.

Comments

Popular posts from this blog

HADITS-HADITS AHKAM TENTANG JUAL BELI (SALE AND PURCHASE)

SHUNDUQ HIFZI IDA’ (SAFE DEPOSIT BOX) BANK SYARI’AH

STUDI TENTANG PEMIKIRAN IMAM AL-SYAUKANI DALAM KITAB IRSYAD AL-FUHUL